Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda
Semua berawal dari perbincangan sederhana. Dalam perbincangan itu, ada banyak kegelisahan bermunculan. Gelebahnya berada di sekitar lingkungan akademik dan soft skill. Kami merasa, ada banyak isu hukum yang seharusnya dijadikan perhatian. Pula ada banyak keahlian yang harus dimiliki, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Hukum. Buah dari kegundahan ini, menghasilkan lembaga yang kami sebut sebagai Pusat Studi Konstitusi, Demokrasi dan Masyarakat atau biasa kami singkat dengan sebutan SIDEKA.
Barangkali banyak yang bertanya, mengapa ada kata masyarakat di balik nama SIDEKA. Jawaban ringkasnya, kami memiliki visi untuk melihat hukum tidak hanya sekedar norma, bahkan teks mati. Menilik perkembangan ke-kini-an, ada banyak mereka mengatasnamakan kebijakan yang dibuatnya sebagai tuntutan dari konstitusi dan demokrasi. Namun, setelah ditelisik mendalam, dua kata itu hanya formal. Masyarakat yang menjadi objek hukum tersubordinasi. Padahal, misalnya, seperti dikemukakan begawan hukum Soetandyo Wignjosoebroto, kajian ihwal kebermaknaan sosial hukum dalam undang-undang menjadi tak terbantahkan. Itu sebabnya, dalam kurikulum hukum modern, studi sosio-legal adalah hal niscaya.
Masyarakat dalam nama SIDEKA, ingin melihat hukum secara lebih bermakna, baik dari proses pembuatan maupun penegakkannya. SIDEKA berusaha menjadikan sosio-legal menjadi cara pandang utama dalam mengkaji serta mengembangkan persoalan hukum di tengah masyarakat. Kira-kira itu niatan kelahiran SIDEKA.
SIDEKA adalah lembaga tingkat Fakultas. Mereka yang ada di dalamnya merupakan seluruh mahasiswa Fakultas Syariah UIN Samarinda. Namun, sebenarnya tidak semua mahasiswa juga, melainkan yang kami anggap siap bergabung. Sedari awal, kami membangun SIDEKA secara egaliter. Tidak ada istilah senior-junior. Terma yang muncul di permukaan hanya satu, PENELITI – sekalipun di dalamnya ada dosen dan mahasiswa. Mengapa, musababnya riset adalah agenda prioritas di SIDEKA.
Model ini kami buat berdasarkan pengalaman kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Kami berharap, semoga bisa mendekati cara-cara UGM. Setidaknya, karena ini lembaga baru, semangat kami untuk belajar, mengkaji, dan meningkatkan soft skill serupa dengan mereka yang berkuliah di kampus besar. Kami niatkan ini untuk pengembangan. Semoga dinilai baik oleh Allah SWT.
Secara harfiah, Talaqqi berarti bertemu (bertatap muka secara langsung), Konstitusi yang berarti hukum dasar atau aturan mengenenai ketatanegaraan. Program kerja ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi Para Ahli guna mengkaji isu-isu hangat yang terjadi di masyarakat, baik isu konstitusi terlebih isu terbuka berskala Nasional hingga Internasional, yang disajikan dengan membandingkan isu-isu tersebut dengan pasal-pasal yang saling berkaitan.
Taktis merupakan sebuah bentuk komitmen dari Tallaqi Konstitusi untuk membahas, memperhatikan dan menjaga konstitusi Republik Indonesia dengan cara mengadakan diskusi mengangkat isu terhangat yang ada di masyarakat dan dengan menghadirkan pemateri yang berkompeten di bidangnya.
AHLI MENJELASKAN KONSTITUSI TERBAHAS.
Suara Lembar Literasi merupakan sebuah program rutinan setiap 2 minggu sekali yang diselenggaran oleh SIDEKA dengan maksud dan tujuan untuk mengajak civitas akademik meningkatkan kemampuan literasi yang kemudian di sampaikan di sll baik itu bacaan buku,makna lagu,kisah di balik foto ataupun sebuah lukisan.
Siapapun boleh bercerita, siapapun boleh mendengarkan. Siapapun yang membawa buku,foto,lagu atau musik,lukisan,pengalaman dll pada kegiatan suara lembar Literasi maka berkewajiban dapat membawa para pendengar terjebak dalam cerita yang di sampaikannya dari intisari buku yang sudah di baca hingga tuntas.
SUARAMU ADALAH MOTIVASI, SUARAMU ADALAH INSPIRASI.
SIDEKA mengenalkan gagasan baru dengan jenis dan konsep yang berbeda dari sebelumnya, bernama Bulletin Supremasi. Bulletin Supremasi sebagai media mengaktualisasikan hasil diskusi dan riset normatif, empiris, atau sosio-legal. Abdullah bin Amr berkata, ikatlah ilmu dengan menulis. SIDEKA melalui Buletin Supremasi akan menjaga marwah akademik agar tetap hidup dan berkembang.
Bulletin supremasi muncul dari Ide sederhana dari anggota SIDEKA yang merasa perlu ada wadah atau ruang untuk publikasi kegiatan SIDEKA yang sudah berjalan, dengan mengangkat isu-isu terkini, sebagai bentuk komitmen SIDEKA atas isu Konstitusi, Demokrasi dan Masyarakat. Ide sederhana tadi berjalan searah dengan pikiran-pikiran yang resah akan kondisi negara terutama permasalahan yang sedang menjamur di tengah masyarakat Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan hukum dan masyarakat.
Beragam isu tadi akan ditelaah secara komprehensif menurut batas penalaran wajar. Caranya dengan menghadirkan para pakar yang kompenten di bidangnya. Sebagaimana dalam riwayat Ibnu Katsir, “Allah Ta’ala melarang untuk bicara tanpa ilmu, yaitu bicara dengan sekedar sangkaan yang merupakan kerancuan dan khayalan”.
Ide, pikiran, dan hasil yang telah ditelaah tadi, kemudian dituangkan dalam kalimat demi kalimat supaya dapat dinikmati khalayak secara luas. Pula diharapkan akan datang ragam kritikan dari hikayat ilmu yang kami sajikan untuk masyarakat dan umat di nusantara.